#ShortStory : Terima Kasih, Hujan

Walking-in-Rain
Tatkala hujan turun membasahi atap dan seisi jalanan. Kurentangkan tangan untuk membuka payung yang kusematkan di mantel. Rintik-rintik hujan turun dan menari indah di atas payungku. Irama hujan membawaku hanyut dalam paradigma kehidupan. Aku termenung mengingat kembali kisah hidupku. Serpihan-serpihan memori membentuk ingatan nyata akan kehidupan yang kujalani.

Tepat tiga tahun yang lalu, di persimpangan jalan itu kita bertemu. Derasnya hujan yang mengguyur jalan seakan berhenti saat kedua mata kita saling bertemu. Kurasakan sapaan hangat dari pelupuk matamu dan kuberanikan diri untuk menyapa dirimu sembari berteduh menunggu hujan reda. Canda tawamu menggiringku dalam kebahagiaan dan kenyamanan. Sebuah percakapan sederhana yang membuatku tak menyadari bahwa hujan sudah lama berhenti.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai memahami dirimu. Dirimu yang memiliki pesona sederhana namun memikat. Dirimu yang telah menempati ruang kosong di hatiku. Hari-hari terasa begitu indah penuh warna, aku tak mengerti apa yang terjadi padaku setiap kali berjumpa denganmu. Aku hanya berharap waktu dapat memberikan kesempatan bagiku untuk lebih mengenalmu.

Hari ini, di persimpangan jalan yang sama, kau datang dengan secercah senyuman di bibirmu. Seakan langit mendung tak mengusik suasana hatimu saat ini, kau bercerita bahwa kau menemukan seseorang yang telah mengisi ruang hatimu. Hati ini tersayat setiap kali namanya kau sebut, pedih rasanya. Aku tak paham bahwa cinta bisa menyakiti hingga aku mengalami sendiri dikecewakan oleh cinta.

Seolah dipersatukan oleh hujan, tetapi kini sang hujan pula yang memisahkan kita. Kututup rapat pintu hatiku, kukubur perasaan kecewa ini dalam lubuk hatiku. Terima kasih hujan yang telah menjadi saksi bisu dan menghapus jejak air mataku. Terima kasih hujan yang telah menemaniku dan menawarkan diri untuk menyimpan segala kenangan.

Aku tersadar dari lamunanku ketika hujan sudah mulai reda. Aku menatap langit dan melihat busur langit hasil karya Sang Kuasa, senyum tipis terlukis di wajahku. Dan saat itu pula aku tersadar bahwa hidup tak selamanya pahit. Masih ada harapan, masih banyak hal lain yang bisa membawa kebahagiaan kecil dalam hidupku. Terima kasih hujan.

 

Leave a comment